MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Rabu, 13 Desember 2017

Dari Lawrence Of Arabia sampai Donald Trump




Dari Lawrence Of Arabia sampai Donald Trump
Penyusupan, Pencitraan, Provokasi dan Agitasi


100 Tahun Yang Lalu................
Adalah seorang Inggris bernama Lawrence. Nama lengkapnya adalah Thomas Edward Lawrence (T. E. Lawrence). Dia adalah seorang arkeolog yang berperan besar dalam infiltrasi Inggris di negara-negara Arab. Setelah bekerja dalam proyek arkeologi, ia bekerja di badan intelejen militer Inggris ketika Perang Dunia I meletus di Kairo. Ketika itu, Lawrence berperan sebagai ahli di bidang gerakan nasional Arab di wilayah kekuasaan Turki Utsmany dan juga merangkap sebagai juru bicara Inggris. Tercatat kemudian Lawrence memiliki peran besar dalam memprovokasi bangsa arab dalam usaha untuk melawan kekaisaran Turki Utsmany dan juga memicu adanya revolusi arab pada abad 20. Perjalanan hidupnya yang sukses memprovokosi orang- orang Arab agar membebaskan diri dari kekuasaan Turki Utsmany dan ikut merontokkan kekhalifahan Turki tersebut dituliskannya dalam karyanya: Seven Pillars of Wisdom. Maka misi utama Lawrence adalah pencitraan bahwa bangsa- bansa Arab berhak bebas dari penjajahan Turki dan Inggris adalah sebuah bangsa yang sanggup menfasilitasi dan akan membantu gerakan kemerdekaan mereka.

Jalan Kereta Api Hejaz

Ketika itu Kekhalifahan Turky Utsmany telah membangun jalan kereta api prestisius (Hejaz railway: https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_Hijaz), yang menghubungkan kota di Istambul, Turki, haifa Israel sampai kota Medinah, dengan jarak lebih 1800 miles dengan ratusan jembatan dan stasiun yang melewati kota- kota Arab termasuk kota Mudawarra di Yordania. Kereta ini tentu saja sangat amat bermanfaat untuk mengembangkan ekonomi daerah dan mempersatukan ummat. Ingris tidak rela itu terwujut, maka sabotase besar- besaran dilakukan oleh orang- orang Arab, termasuk keluarga Saud dan masih banyak keluarga kabilah Arab lainnya dibawah koordinasi dan provokasi lihai dari Mr. Lawrence, dan tentu saja bantuan persenjataan dari Inggris yang deras mengalir agar mereka bisa bertempur dan menggempur tantara Turky. Tanpa dukungan senjata dari Inggris, mana mungkin mereka melawan tentara kekhalifahan Usmany?.

Berawal September 1917, dibantu para pemberontak Arab, Lawrence mencegat dan menghancurkan locomotive dan membunuh 70 tentara Turky yang mengawal kereta itu.
Dalam waktu dua tahun, team penghancur Inggris, bekerjasama dengan para pemberontak Arab yang telah dapat diprovokasinya secara systematis dapat menghancurkan banyak jembatan, mengisolasi depot- depot persediaan, memotong jalan kereta sebagai urat kaki utama kekhalifahan Turky sehingga jalur suplai dan management pemerintahan terputus dari jantung negara. Perhatikan dokumen berikut:
“By his count, Lawrence personally blew up 79 bridges along the railway, becoming so adept that he perfected a technique of leaving a bridge “scientifically shattered”—ruined but still standing. Turkish crews then faced the time-consuming task of dismantling the wreckage before repairs could begin”.
(Berdasarkan hitungan Lawrence sendiri, Lawrence telah menghancurkan 79 jembatan sepanjang jalur kereta api dengan Teknik khusus yang sempurna, meninggalkan jembatan dalam keadaan masih berdiri namun tak mungkin digunakan lagi sehingga para pekerja Turky harus membuang dulu bangunannya yang sudah usang sebelum dapat diperbaiki (dan ini sangat memakan waktu).”
Stasiun Mudawarra


Sheik Atoun, pemimpin kabilah di Mudawarra Yordania berkata: “Sungguh kota ini akan lain nasibnya, tidak sepi dan mati begini jika jalan kereta api masih operasional sehingga ekonomi dapat berkembang disini”. Sambil menceriterakan, dulu kakeknya termasuk pejuang yang ikut menghancurkan jalan kereta bersama Lawrence tanpa tahu akibatnya sekarang.

Saat ini, jalur kereta api Hejaz hanya tinggal dijumpai sisa sisa bangunan stasiun, bengkel, menara dan pompa air serta benteng-benteng yang dibangun pada masa pemerintahan Usmaniyah. Hanya di jalur Damaskus Suriah - Amman Yordania yang masih digunakan untuk kepentingan wisata dan transportasi terbatas. Selebihnya terutama di daerah Syria dan Yordania, bangunan bangunan tersebut kini dijadikan Museum. Sementara Stasiun Madinah, oleh pemerintah Arab Saudi dijadikan Musium yang terletak di jalan keluar kota Madinah menuju Mekkah melalui Bir Ali atau Dzulkhulaifah yang digunakan sebagai patokan (miqat) untuk niat melaksanakan Ibadah haji.

Kejatuhan Yerussalem

Jenderal Alleby Disambut Penduduk Arab Sebagai Sang Pembebas!
Setelah lepasnya Mekah, Madinah dan beberapa tempat penting lainnya, maka sasaran berikutnya adalah "Berlian Timur Tengah" yakni Yerussalem.

Inggris memerintahkan jenderal Allenby (Gen Sir Edmund Allenby ) untuk memimpin serbuan ini ditengah kondisi masyarakat Arab yang sudah dibina pencitraan (buruk) nya terhadap kekhalifahan Turki dan pencitraan (baiknya) kepada pasukan Inggris. PM Inggris memberi target sebelum Natal (25- Desember- 1917), Jerussalem harus sudah dapat direbut.

Peperangan dimulai sejak pertengahan 1916. Kemudian pada 9 Januari 1917 pasukan Inggris telah berhasil menguasai Rafa dan segera menyeberang ke Palestina.
Dengan kekuatan penuh dengan sebutan "The Bull" (Kerbau jantan), jenderal Allenby segera memusatkan serangan ke Jerussalem. Malam tanggal 7- Desember 1917 adalah malam serbuan terakhir Inggris terhadap kota Jerussalem yang hanya dijaga oleh pasukan yang kurang kuat oleh pasukan Turki yang mendapat oposisi dari rakyat Arab karena taktik jitu Jenderal Allenby, dan berhasil direbut. Dari London, perdana Menteri Inggris mengirimkan pesan telegraph: “War Cabinet wishes to congratulate you on the capture of Jerusalem, which is an event of historic and world-wide significance and has given the greatest pleasure to the British and other Allied people.”

Jenderal Allenby minta agar kemenangan ini jangan digembar gemborkan sebagai kemenangan Inggris dan kemenangan orang Kristen, sehingga tidak melukai kaum muslimin dan bangsa Arab. Orang Arab masih menganggap Jerussalem milik mereka dibawah perlindungan pasukan Inggris.
Pada 11- Desember- 1917, Jenderal Allenby, dan tentu saja didikuti para perwira lainnya termasuk Lawrence Of Arabia memasuki Jerussalem melalui gerbang Jafa dengan berjalan kaki dan di elu- elukan oleh penduduk Arab sebagai Sang Pembebas, bukan sebagai Sang Penakluk dan warga kota merayakan kemenangan akan kebebasan yang telah diperoleh.

Allenby entered Jerusalem on foot through the Jaffa Gate on December 11. He walked to the Citadel from where he read a proclamation that made it clear he came not as a conqueror, but a liberator. The city too celebrated its new-found freedom. 

Kata lawrence Of Arabia dalam buku hariannya: "Kedaan telah impas, 400 tahun yang lalu Solahuddin Al- Ayyubi memasuki kota ini dengan berjalan kaki, dan kini, kami memasuki kota ini pula dengan berjalan kaki.........."

Kini setelah hampir tepat 100 tahun, Donald Trump telah menetapkan Jerussalem sebagai ibukota Israel!.
Suatu Kebetulan? saya rasa tidak........

Al- Qur'an: "Hendaklah kalian mengambil Ibarat suri tauladan, wahai orang- orang yang memiliki kesadaran".Al- Hasyr 2.

Gambar bawah: Setasiun Hejaz Railways di Damascus Suriah.


http://www.telegraph.co.uk/history/world-war-one/inside-first-world-war/part-four/10483597/battle-jerusalem.html
 
Dikumpulkan dari beberapa sumber oleh : H. Khaeruddin Khasbullah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar