MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Minggu, 28 Januari 2018

YANG PALING DI KHAWATIRKAN RASULULLOH. SAW.

YANG PALING DI KHAWATIRKAN RASULULLOH. SAW.
Oleh: H. Khaeruddin Khasbullah



Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca al-Qur’an, sehingga ketika telah tampak olehnya akan kebagusan al-Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia kemudian terlepas dari al-Qur’an, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”.

Aku (Hudzaifah) bertanya,
“Wahai Nabi Allah, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”.
HR. Ibnu Hibban.


أن حذيفة بن اليمان رضي الله عنه حدثه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم : ( إن مما أتخوف عليكم رجل قرأ القرآن ، حتى إذا رؤيت بهجته عليه ، وكان رداؤه الإسلام اعتراه إلى ما شاء الله انسلخ منه ونبذه وراء ظهره وسعى على جاره بالسيف ورماه بالشرك ) ، قال قلت يا نبي الله أيهما أولى بالشرك المرمي أو الرامي ؟ ، قال : ( بل الرامي ). رواه بن حبان في صحيحه، المجلد الأول، ص 282.
قال ابن كثير رحمه الله :
" إِسْنَادٌ جَيِّدٌ " انتهى ، وحسنه الألباني في "الصحيحة" (3201) .
ويشهد لهذا المعنى ما رواه البخاري (6104) ، ومسلم (60)

YANG DIKHAWATIRKAN NABI TERNYATA BENAR- BENAR MUNCUL MELALUI DIRI IBNU MULJAM CS, DAN AKAN TERUS ADA SAMPAI HARI KIAMAT !

Siapakah yang dimaksud? Dia adalah pembunuh S. Ali kw. Namanya Abdurrahman bin Muljam dan dua orang temannya yang juga ditugaskan untuk membunuh S. Muawiyah dan Amr. Bin Al- Ash, Gubernur Mesir, walau yang kedua terakhir gagal menjalankan misinya.

Abdurrahman bin Muljam Al-Muradi, bukan orang jalanan yang terkenal peminum khamr, pezina, atau seorang fasik. Bukan! Justru orang akan heran ketika mendengar bahwa Ibnu Muljam adalah seorang ahli ibadah, ahli shalat, shaum ketika siang, qiyamullail ketika malam dan penghafal Al-Qur’an, bahkan dia dipilih Umar untuk mengajarkan Al- Qur'an di Mesir karena kealimannya dalam membaca Al- Qur'an.

Dalam surat pengantarnya kepada Gubernur Mesir Amr bin Al- Ash, S. Umar menulis: “Aku telah mengirim kepadamu seorang yang shâlih, namanya ‘Abdur-Rahmân bin Muljam. Aku merelakan ia bagimu. Jika telah sampai, muliakanlah ia, dan buatkan sebuah rumah untuknya sebagai tempat mengajarkan Al-Qur`ân kepada masyarakat”.*)

Akan tetapi demi Allah !, kecerdasan dan semangat ibadahnya tidak disertai dengan kesucian jiwa dan ketinggian akhlaq. Dia tenggelam dalam fitnah Khawarij dan keyakinan ekstrem yang melenceng, dan uang yang diberikan Umar kepadanya sebagai bisyaroh/ gaji mengajar, justru dipergunakannya untuk membeli pedang paling beracun yang dipersiapkan untuk membunuh S. Ali, kw. Masya Alloh, dia telah terpengaruh oleh keyakinan Khowarij, yang dicetuskan oleh seorang bani Tamim dari Nejed, yang bernama Dzul Huwaishiroh.(Silahkan browsing tentang Dzul Huwaishiroh (ذو الخويصرة التميمي). Maka jadilah ia seorang penebar terror yang pertama dalam Islam.
S. Ali menafisrkan QS. Al- Kahfi ayat 103 dan 104, diantara mereka yang dimaksud dalam ayat ini adalah Kaum Haruroh yang mengikuti pemikiran ekstreem Dzul Huwaishiroh. Ayat tersebut berbunyi:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104)

“Katakanlah wahai Muhammad, maukah kami beritakan kepada kalian tentang orang yang paling merugi dalam amaliyahnya?. Yakni orang- orang sesat dalam kehidupan dunia ini, namun mereka merasa bahwa mereka telah melakukan perbuatan yang terbaik”. QS. Al- Kahfi 103- 104.
قام ابن الكوّاء إلى عليّ، فقال: من الأخسرين أعمالا الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا، وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا، قال: ويْلُك أهل حَروراء منهم.

Ibnu Al- Kawwa’ (seorang pengikut Dzuul Huwaishiroh) berdiri didepan S. Ali dan berkata: “Siapa yang dimaksud oleh ayat tersebut? S. Ali menjawab: “Celakalah kamu dan penghuni kampung Haruroh’” (Tafsir Ibnu Katsier Qs. Al- Kahfi . 104- 104). Mereka celaka karena walaupun mereka adalah ahli ibadah yang tekun, namun tak memiliki akhlaq dan budi dan tak memiliki kesucian jiwa. Naudzubillahi mindzaalik. Mereka hanya mementingkan "Hablum minalloh", namun mencampakkan "Hablum minan naas".

Itulah sebabnya para ulama Salaf sangat mengutamakan kesucian jiwa sebelum memperdalam ilmu lainnya (orang dulu menyebut dengan istilah Tasawwuf, orang sekarang lebih suka menyebutnya: management Qolbu). Syekh Ibnu Mubaarok, seorang ulama salaf ahli fikih kurun ke 2 (118 H- 181 H), 100 tahun sebelum Imam Syafi'i berkata: “Aku belajar selama 50 tahun. 30 tahun aku pergunakan untuk mempelajari Adab/ tatakrama/ kesucian jiwa, baru 20 tahun sisanya aku pergunakan untuk mencari ilmu lainnya”. Subhanalloh !

Imam Malik pernah menasehati seorang pemuda Quraisy yang sedang berniat mencari ilmu, dengan kalimat terkenal:
يا ابن أخي تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم.
“Wahai anak saudaraku, belajarlah tatakrama sebelum belajar ilmu lainnya”.
Zaman sekarang terlalu banyak ilmu campur aduk dicari, namun terlalu sedikit ilmu adab dan tatakrama yang dipelajari dan difahami, sehingga muncullah sekarang Ibnu Muljam- Ibnul Muljam baru yang pinter namun keblinger. Semoga kita dijauhkan dari semua kejelekan itu. Amin.


*).Komentar Umar tentang kesalehan Ibnu Muljam, hanya melihat dan berdasar lahiriyahnya saja, karena apa yang ada di hati Ibnu Muljam, hanya Allah Yang Maha Tahu: 
 
قال السمعاني في الأنساب وكذا قال الذهبي في تاريخ الإسلام ومثلهما قال الصفدي، وابن حجر العسقلاني في لسان الميزان: قيل: إن عمر بن الخطاب -رضي الله عنه- كتب إلى عمرو بن العاص: أن قرب دار عبد الرحمن بن ملجم من المسجد ليعلم الناس القرآن والفقه، فوسع له مكان داره. انتهى

Minggu, 21 Januari 2018

BACALAH AL-QUR'AN DENGAN BERTAJWID (TARTIL)

BACALAH AL-QUR'AN DENGAN BERTAJWID (TARTIL)
Oleh: H. Khaeruddin Khasbullah.



Sesuai dengan firman Allah SWT:
   
وَرَتِّلْ الْقُرْآن تَرْتِيلًا. المزمل 4
 
 "Dan bacalah Al- Qur'an dengan Tartil"

MAKNA TARTIL

Menurut S. Ali.Kw, Tartil itu artinya "membaguskan huruf dan mengetahui dimana boleh waqof atau Ibtida' ".

Imam Al- Jazary menyatakan:

وَهُوَ إِعْطَاءُ الْحُرُوفِ حَقَّهَا ... مِنْ صِفَةٍ لَهَا وَمُستَحَقَّهَا
وَرَدُّ كُلِّ وَاحِدٍ لأَصْلِــــهِ ... وَاللَّفْظُ فِي نَظِيْرِهِ كَمِثْلــــــــــهِ
مُكَمِّلاً مِنْ غَيْرِ مَا تَكَلُّفِ ... بِاللُّطْفِ فِي النُّطْقِ بِلاَ تَعَسُّفِ
وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ تَرْكِهِ ... إلا رياضة امرئ بفكــــــــه. اهـ.
(المقدمة الجزارية)

Tajwid itu mengandung arti: Mengucapkan huruf dengan memenuhi hak- haknya
Dari segala sifat dan karakternya serta segala ketentuannya
Dan mengembalikan setiap huruf pada ashli makhrojnya
Dan mengucapkan Lafadh secara seimbang dan setara
Secara sempurna tanpa dipaksa- paksa
Dengan lembut ketika mengucapkan tanpa berlebihan
Dan tiadalah yang membedakan antara yang bertajwid atau tidak
Kecuali berdasar latihan seseorang dengan mulutnya
(Mukaddimah Ibnul jazary- bait ke 30-31- 32- 33 )

Al- Hafidz Imam Abu Amr Ad- Dhany menjelaskan:

قال الحافظ أبو عمرو الداني رَحِمَهُ اللهُ: "فليسَ التجويدُ بتمضيغ اللِّسَان، ولا بتقعيرِ الفَمِ، ولا بتعويج الفكِّ، ولا بترعيد الصوتِ، ولا بتمطيط المشدد، ولا بتقطيع المَدِّ، ولا بتطنين الغُنَّات، ولا بحصرَمة الرَّاءات، قِراءةً تنفر منها الطِّباعُ، وتَمُجُّها القلوبُ والأسماعُ؛ بل القراءة السهلةُ، العذبةُ، الحلوة اللطيفة، التي لا مَضْغَ فيها ولا لَوكَ، ولا تعَسُّفَ ولا تكلُّف، ولا تصنُّعَ ولا تنطُّعَ، ولا تخرج عن طباعِ العرب وكلامِ الفصحاء، بوجْهٍ من وجوه القراءاتِ والأداء".

Al- Hafidz Syekh Abu Amr Ad- Dany menjelaskan: "Maka bertajwid itu bukan berarti dengan membaca seperti bergumam, atau dengan merubah- rubah bentuk mulut, atau dengan cara membelokkan rahang bawah, atau dengan merintih- rintihkan suara, atau dengan melebih- lebihkan Tasydid, atau dengan memotong- motong Mad, atau dengan memanjang- manjangkan Ghunnah (lebih 1,5 alif), atau dengan men- cadel- cadelkan Ro' (mendekati suara Tho' atau Ghoin). bacaan yang lari dari tabiat nya orang Arab, yang dapat menggelisahkan hati dan pendengaran.
Namun (bacaan bertajwid itu) adalah bacaan yang simple, mudah, manis didengar dan lembut, yang tak tercampur suara menggumam atau seperti orang mengunyah (gerakan berlebihan), tidak dilebihkan dan tidak dipaksakan, tidak di buat- buat tidak menfasih- fasihkan (secara berlebihan), dan tidak keluar dari tabi'at cara bicaranya orang Arab dan kalam para Fusoha', denagn suatu bacaan dari sekian bacaan Qira'at (mutawatir) yang diamalkan.

STANDAR BACAAN

Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan:

صفة القراءة
أشار النبي
بقوله: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَقْرَأَ القُرْءان غَضًّا كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأْهُ عَلَى قِرَاءةِ ابن أُمِّ عَبْدٍ" ابن ماجه/ 135 ، يعني عبد الله بن مسعود(2) .
غَضُّ : الطَّرِيُّ الذي لم يَتَغَّيْر أرادَ طَرِيقَه في القراءة أي من غير تحريف وتغيير من زيادة ونقصان

“Barang siapa ingin membaca Al- Qur’an dengan Qira’at yang standar sebagaimana ia telah diturunkan, maka hendaklah ia membaca sesuai dengan Qira’ah Ibnu Ummi Abd, Yakni Abdullah bin Mas’ud”. HR. Ibnu Majah.

Kalimat “Ghodh”, artinya lembut, lunak ( الطري) standar, yang tidak berubah cara bacanya (sesuai bacaan ketika diajarkan nabi), artinya: yang tidak menyimpang, dan tidak merubah baik dengan cara menambah atau mengurangi.
اللوك = اللقمة مضغها ككلام السكران
النطع = المتشدقون في كلامهم
التحريف = انحراف الشيء عن وجهه
التحذيرُ من التعَسُّف في القراءة منتدى القرآن الكريم وعلومه
ahlalhdeeth.com

Kamis, 18 Januari 2018

DO'A KETIKA IMAM DUDUK DIANTARA DUA KHUTBAH JUM'AT .

DO'A KETIKA IMAM DUDUK DIANTARA DUA KHUTBAH JUM'AT .
Oleh: H. Khaeruddin Khasbullah 




Nabi Muhammad saw bersabda: "Sesungguhnya dihari Jum'at ada suatu waktu, dimana seseorang hamba yang berdoa bertepatan dengan waktu itu dan ketika itu dia sedang dalam ibadah sholat dan kemudian dia memohon sesuatu kecuali pasti dikabulkan Alloh".
Dan dalam Sohih Muslim riwayat Abi Musa Al- Asy'ary disebutkan bahwa Nabi telah bersabda:" Sesungguhnya waktunya adalah diantara keluarnya Imam - yakni masuknya Imam kedalam mesjid- sampai selesai sholat". HR. Muslim.
Dan diantara waktu waktu mustajabah itu adalah ketika Imam DUDUK (أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ ) diantara dua khutbah
حديث أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول - يعني في ساعة الجمعة - : (هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ) رواه مسلم ( 853 ) .
Imam Ibnu Hajar Al- Haitami berkata: "Dan berdo'a ketika saat itu (yakni diantara dua khutbah) hukumnya adalah sunnah. Kemudian beliau berkata: "Dan diambil yang demikian itu dari Al- Qodhi, bahwa sesungguhnya sunah bagi hadlirin Jum'at untuk bersibuk- sibuk ketika duduknya Imam diantara dua khutbah ini dengan berdo'a sebagaimana ditetapkan, sesungguhnya yang demikian itu dianjurkan melakukannya saat itu.
Jika sibuk berdo'a, maka hendaklah do'a itu dibaca "sirr"/lirih, karena do'a dengan keras akan mengganggu jama'ah lainnya, dan karena dalam berdo'a itu yang utama adalah lirih kecuali pada hal- hal/ sebab tertentu. Selesai. Kitab Al- Fatawa Al- Kubro, oleh Al- hafidl Ibnu Hajar Al- Haitami 1/ 251- 252.
Khotib Syarbini berkata: "Adalah duduk diantara dua khutbah itu sekira membaca Surat Ikhlas (lamanya). Apakah sebaiknya membaca sesuatu (qur'an), atau berdzikir atau diam? tak ada masalah dalam hal ini, namun dalam Sohih Ibnu Hibban: "Sesungguhnya Nabi saw membaca (ayat Qur'an) pada saat itu. Selesai. Kitab Mughnil Muhtaj 1/ 557.
Catatan, doa; terbaik adalah do'a Qur'ani, dan do'a Qur'any terbaik yang paling sering dibaca Nabi dalam segala kesempatan adalah:
ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
--------------------------------
(قال النبي صلى الله عليه وسلم: أن في يوم الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه ),,و لِما رواه مسلم,عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( هي ما بين أن يخرج الإمام إلى أن تُقضَى الصلاة ) .
فقد نقل ابن حجر الهيتمي عن القاضي أنه قال : والدعاء في هذه الجلسة [بين الخطبتين] مستجاب . ثم قال ابن حجر :
"ويؤخذ مما ذكر عن القاضي : أن السنة للحاضرين الاشتغال وقت هذه الجلسة بالدعاء ، لما تقرر أنه مستجاب حينئذ ، وإذا اشتغلوا بالدعاء فالأولى أن يكون سرا ، لما في الجهر من التشويش على بعضهم ، ولأن الإسرار هو الأفضل في الدعاء إلا لعارض " انتهى .
"الفتاوى الفقهية الكبرى" للحافظ ابن حجر الهيتمي (1/251-252).
قال الخطيب الشربيني رحمه الله :
"ويكون جلوسه بين الخطبتين نحو سورة الإخلاص ..
وهل يقرأ فيها ، أو يذكر ، أو يسكت ؟
لم يتعرضوا له ، لكن في صحيح ابن حبان : (أنه صلى الله عليه وسلم كان يقرأ فيها)" انتهى بتصرف .
"مغني المحتاج" (1/557).
لما كان هذا الدعاء المبارك الجامع لكل معاني الدعاء من أمر الدنيا والآخرة، كان أكثر أدعيته كما أخبر بذلك أنس أنه قال: كان أكثر دعاء النبي .
( صحيح البخاري، كتاب الدعوات، باب قول النبي :
(ربنا آتنا في الدنيا حسنة)).
‏واقتدى بذلك أنس ، فكان لا يدعه في أي دعاء يدعو به
(صحيح مسلم، كتاب العلم، باب فضل الدعاء باللهم آتنا في الدنيا حسنة، وفي الآخرة حسنة، وقنا عذاب النار)،
وقد طلب منه بعض أصحابه أن يدعو لهم، فدعا لهم بهذه الدعوة المباركة، ثم قال:
((إذا آتاكم اللَّه ذلك فقد آتاكم الخير كله))
( فتح الباري، 11/ 229.).